Friday, January 13, 2012

UAS 2011/2012

11 comments:

  1. 1.Apa yang dapat anda jelaskan sehubungan dengan guidance cource. Adakah yang dapat anda jelaskan berkaitan dengan hasil penilaian tugas observasi kelompok anda?

    ReplyDelete
  2. Yang dapat saya jelaskan sehubungan dengan guidance course adalah, secara harfiah guidance course terdiri dari dua suku kata yaitu guidance dan course. Guidance artinya bimbingan dan couse adalah pelajaran, matapelajaran atau kursus. Guidance course merupakan suatu pelajaran/matapelajaran bimbingan yang diterapkan dalam suatu pendidikan.

    Materi bimbingan meliputi hal-hal yang biasanya tidak tercantum dalam silabus anek bidang studi yang diajarkan di kelas tersebut, misalnya tata cara belajar yang tepat, pergaulan yang sehat diantara teman sekelas, tugas-tugas perkembangan masa remaja, prosedur pemilihan program studi di sekolah dan perguruna tinggi, perencanaan masa depan berkaitan dengan bidang pekerjaan, ciri khas zaman modern, bentuk dan isi rekreasi yang sehat, cara berpacaran yang tepat, hubungan percintaan dengan lawan jenis, masalah seputar seksualitas, serta hubungan dengan orang tua dan saudara lainnya dalam keluarga.

    Materi untuk pelajaran bimbingan ditentukan berdasarkan pengalaman konselor sekolah, kebutuhan-kebutuhan nyata anak remaja, usul dari pihak para siswa, dan penentuan dalam aneka buku pedoman tertentu seperti seri buku paket untuk Bimbingan Karier di SLTP dan SLTA. Siswa tidak dituntut untuk menguasai materi, seperti dalam pengajaran suatu bidang studi lainnya.

    Pada waktu-waktu tertentu kelas dapat di bagi atas beberapa kelompok kecil, yang mendiskusikan suatu segi permasalahan (kelompok diskusi), atau mengumpulkan data informasi tertentu (kelompok studi). Pada waktu lain, dapat dilakukan kegiatan sosiodrama apabila materi sesuai untuk dikaji melalui kegiatan ini.

    Suasana kelas selama jam pelajaran bimbingan boleh berbeda dengan suasana dalam pelajaran bidan studi akademik. Akan tetapi harus dijaga keseimbangagn antara suasana yang terlalu longgar dan suasana yang serba disiplin.

    Pelajaran bimbingan dirancang sebagai pengalaman pendidikan, yang disatu pihak harus selaras dengan materi dan tujuan pelajaran, namun di lain pihak tidak menutup kemungkinan suasana terlalu longgar sehingga mengganggu pengajaran di kelas lain.

    Di tempat saya bersekolah dulu, dari SD, SMP sampai SMA tidak ada mata pelajaran bimbingan, sama halnya dengan sekolah yang telah kelompok saya observasi dalam salah satu tugas mata kuliah bimbingan dan konseling di sekolah, juga tidak memiliki mata pelajaran bimbingan sebagai salah satu bidang studi.

    Terkadang guru tidak menydari bahwa tujuan pelayanan bimbingan berbeda dengan tujuan pengajaran dan seluruh prosedur mendampingi siswa dalam studi akademik tidak dapat begitu saja diterapkan pada pengelolaan progtam bimbingan di kelas.

    Yang dapat saja jelaskan berkaitan dengan hasil penilaian tugas observasi kelompok saya adalah, dalam penilaian tersebut saya rasa cukup adil, yangmana nilainya adalah sebagai berikut
    Kata Pengantar; kurang mencermati tata tulis.
    Daftar Isi; cukup.
    Bab Pendahuluan cukup; walau akan lebih baik jika dipertajam dan sistematis
    Landasan teori cukup, namun kurang mencermati tata tulis.
    Hasil observasi; cukup.
    Pembahasan; baik. Kesimpulan dan saran; cukup.
    Daftar Pustaka mengapa tidak ditambah?

    Yangmana dalam hal ini kelompok kami masih perlu perbaikan, dan saya juga menyadari inilah yang dinamakan proses belajar yangmana ketika kami melakukan kesalah dan mendapat feedback kami akan mendapatkan pengetahuan yang baru akan kebenaran yang sebenarnya.
    Jika dikaitkan dengan pelajaran bimbingan, ibu membangi ke dalam kelompok diskusi (berdasarkan sekolah yang akan diobservasi) dan memberikan hasil review melalui media jejaring social.

    ReplyDelete
  3. Yang dapat saya jelaskan sehubungan dengan guidance course adalah, secara harfiah guidance course terdiri dari dua suku kata yaitu guidance dan course. Guidance artinya bimbingan dan couse adalah pelajaran, matapelajaran atau kursus. Guidance course merupakan suatu pelajaran/matapelajaran bimbingan yang diterapkan dalam suatu pendidikan.

    Materi bimbingan meliputi hal-hal yang biasanya tidak tercantum dalam silabus aneka bidang studi yang diajarkan di kelas tersebut, misalnya tata cara belajar yang tepat, pergaulan yang sehat diantara teman sekelas, tugas-tugas perkembangan masa remaja, prosedur pemilihan program studi di sekolah dan perguruan tinggi, perencanaan masa depan berkaitan dengan bidang pekerjaan, ciri khas zaman modern, bentuk dan isi rekreasi yang sehat, cara berpacaran yang tepat, hubungan percintaan dengan lawan jenis, masalah seputar seksualitas, serta hubungan dengan orang tua dan saudara lainnya dalam keluarga.

    Materi untuk pelajaran bimbingan ditentukan berdasarkan pengalaman konselor sekolah, kebutuhan-kebutuhan nyata anak remaja, usul dari pihak para siswa, dan penentuan dalam aneka buku pedoman tertentu seperti seri buku paket untuk Bimbingan Karier di SLTP dan SLTA. Siswa tidak dituntut untuk menguasai materi, seperti dalam pengajaran suatu bidang studi lainnya.

    Pada waktu-waktu tertentu kelas dapat di bagi atas beberapa kelompok kecil, yang mendiskusikan suatu segi permasalahan (kelompok diskusi), atau mengumpulkan data informasi tertentu (kelompok studi). Pada waktu lain, dapat dilakukan kegiatan sosiodrama apabila materi sesuai untuk dikaji melalui kegiatan ini.

    Suasana kelas selama jam pelajaran bimbingan boleh berbeda dengan suasana dalam pelajaran bidan studi akademik. Akan tetapi harus dijaga keseimbangan antara suasana yang terlalu longgar dan suasana yang serba disiplin.

    Pelajaran bimbingan dirancang sebagai pengalaman pendidikan, yang disatu pihak harus selaras dengan materi dan tujuan pelajaran, namun di lain pihak tidak menutup kemungkinan suasana terlalu longgar sehingga mengganggu pengajaran di kelas lain.

    Di tempat saya bersekolah dulu, dari SD, SMP sampai SMA tidak ada mata pelajaran bimbingan, sama halnya dengan sekolah yang telah kelompok saya observasi dalam salah satu tugas mata kuliah bimbingan dan konseling di sekolah, juga tidak memiliki mata pelajaran bimbingan sebagai salah satu bidang studi.

    Terkadang guru tidak menydari bahwa tujuan pelayanan bimbingan berbeda dengan tujuan pengajaran dan seluruh prosedur mendampingi siswa dalam studi akademik tidak dapat begitu saja diterapkan pada pengelolaan progtam bimbingan di kelas.

    Yang dapat saja jelaskan berkaitan dengan hasil penilaian tugas observasi kelompok saya adalah, dalam penilaian tersebut saya rasa cukup adil, yangmana nilainya adalah sebagai berikut
    Kata Pengantar; kurang mencermati tata tulis.
    Daftar Isi; cukup.
    Bab Pendahuluan cukup; walau akan lebih baik jika dipertajam dan sistematis
    Landasan teori cukup, namun kurang mencermati tata tulis.
    Hasil observasi; cukup.
    Pembahasan; baik. Kesimpulan dan saran; cukup.
    Daftar Pustaka mengapa tidak ditambah?

    Yangmana dalam hal ini kelompok kami masih perlu perbaikan, dan saya juga menyadari inilah yang dinamakan proses belajar yangmana ketika kami melakukan kesalahan dan mendapat feedback kami akan mendapatkan pengetahuan yang baru akan kebenaran yang sebenarnya.
    Jika dikaitkan dengan pelajaran bimbingan, ibu membangi ke dalam kelompok diskusi (berdasarkan sekolah yang akan diobservasi) dan memberikan hasil review melalui media jejaring social.



    Winkel, W S & Hastuti, Sri M M. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

    ReplyDelete
  4. 2. Lalu sekarang uraikan dengan detail ; saat diskusi dosen dengan kelompok anda, teori konseling manakah yang dapat digunakan untuk menjelaskan prosesnya? Berikan alasannya juga.

    ReplyDelete
  5. Proses diskusi dosen dengan kelompok saya.
    Pada awal diskusi Bu Dosen bertanya: kenapa kalian saya panggil sekarang
    Kelompok Saya: tidak tahu Bu
    Bu Dosen : kalian sudah baca hasil penilaian review tugas observasi?
    Kelompok saya : belum Bu..
    Ternyata kami salah pengetian
    Kelompok saya : ternyata sudah Bu
    Bu Dosen : bagaimanan nilainya?
    Kelompok saya : 80 Bu
    Bu Dosen : Jadi bagaimana proses kalian dalam membuat laporannya?
    Kelompok saya : kami bagi-bagi Bu
    Bu Dosen : lalu apa masalah yang ada dalam pengerjaannya?
    Kelompok saya : kami banyak salah dalam hal tata tulis, kurang mencari refernsi dan banyak kesalahan kami
    Bu Dosen : apa kelebihan kelompok kalian daripada kelompok lain?
    Kelompok saya : mm (lama terdiam), mungkin kelompok lain tidak ada daftar isi, pembahasannya kurang mengena Bu.
    Bu Dosen : ternyata lebih mudah melihat kesalah orang lain yaa, dari pada kelebihan sendiri.
    Jadi teori apa saja yang ada dalam konseling
    Kelompok saya : client centerd, behavior, emotive dan mm ,lupa Bu
    Bu Dosen : sekarang pendekatan apa yang sedang terjadi?
    Kelompok saya : client centered Bu
    Bu Dosen : mengapa?
    Kelompok saya : karena lebih befokus pada kami Bu
    Bu Dosen : memangnya proses dalamnya apa saja?
    Kelompok saya: (kurang nisa menjawab)
    Bu Dosen : baiklah kalian sudah bisa duduk, belajar lagi yaa..
    Kelompok saya : baik Bu

    Menurut saya, teori konseling yang dapat menjelaskan proses diskusi dosen dengan kelompok kami adalah teori client centered counseling. Karena conseling client centerd ini merupakan corak konseling yang menekankan peran konseli sendiri dalam proses konseling, hal ini tercermin dalam pernyataan Bu Dosen pada awal diskusi, menanyakan masalah apa yang kami hadapi dalam pengerjaan laporan observasi. Dan dari keseluruhan diskusi lebih berfokus kepada kami, yang mana terlihat bahwa Bu Dosen menggali apa masalah yang dihadapi kelompok saya dan menanyakan juga apa kelebihan kelompok saya. Sehingga diperoleh pengetahuan akan kekurangan dan kelebihan kelompok kami dan hal tersebut diperoleh dari kami sendiri bukan dari Bu Dosen.

    Jika dijelaskan melui prosesnya adalah sebagai berikut:
    1. Pembukaan
    hal ini merupakan dasar sebagai pengembang hubungan pribadi yang baik, memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara konseling. Hal ini tercermin dalam pertanyaan Bu Dosen mengenai apa yang menjadi alasan kelompok saya di panggil. Di sini dosen tidak membangun rapport yang lama sebab sudah mengenal kelompok saya.

    2. Pengungkapan Masalah
    Dalam hal ini, konselee mengutarakan sejumlah pikiran dan perasaan berkaitan dengan masalah yang dihadapi komselee
    Tercermin dalam pertanyaan dosen yaitu apakah kalian sudah melihat penilaian hasil observasi dan berapa nilainya.

    3. Penggalian masalah
    Jika dalam hal ini masalah yang diungkapkan oleh konselee belum terlalu jelas, maka konselor dapat memperjelas dengan mempertanyakannya kembali kepada konselee. Tercermin dalam pertanyaan Bu Dosen dengan bagaimana cara pengerjaan tugas observasi kelompok kami.

    4. Pemecahan masalah
    Dalam memecahkan masalah yang dialami oleh klien, konselor tidak memberikan nasehat atau tanggapan secara langsung melalui konselor, tetapi dalam hal ini klien lah yang mampu untuk mengatasi masalahnya, peran konselor disini adalah mengarahkan dan membimbing klien dengan memperlihatkan potensi yang ada pada diri klien dalam mengatasi masalah yang ia alami.
    Tercermin dalam pertanyaan Bu Dosen mengenai mengenai kelebihan kelompok.

    5. Penutup
    Dalam hal ini sebelum proses konseling ditutup, konselor mencoba mendorong dan memotivasi klien untuk bisa merealisasikan keputusan yang ia ambil, agar keputusan tersebut dapat yakinkan dilaksanakan
    Tercermin dalam pernyataan Bu Dosen agar menyuruh kami belajar lagi.

    ReplyDelete
  6. 3. Sekarang, anggaplah diri anda seorang konselor pendidikan tinggi. Lepaskan atribut anda sebagai anggota kelompok. Apakah yang anda lakukan pada kelompok anda? (gunakan minimal 2 pembahasan teori).

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Jika saya adalah seorang konselor pendidikan dalam kasus ini berarti saya bekerja dalam kelompok, saya akan mengadakan suatu konseling kelompok karena permasalan yang terjadi merupakan suatu masalah kelompok sehingga yang perlu dilibiatkan disini adalah kelompok itu sendiri dengan keadaan yang terjadi di dalamnya Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari. Dalam susansa konseling kelompok munkin memudahkan anggota kelompok membicarakan persoalan yang mendesak daripada konseling individual, lebih rela menerima sumbangan pikiran dari seorang rekan konseli; lebih bersedia membuka hati bila menyaksikan banyak rekannya yang tidak malu-malu untuk berbicara jujur dan terbuka; lebih terbuka terhadap tuntutan mengatur tinkah lakunya supaya terbina hubunga sosial yang lebih baik. Bagi konselor senrdiri dapat sangat bermanfaat karena memiliki kesempatan untuk mengobservasi perilaku konseli yang sedang berinterkasi satu sama lain.

    Proses ini mengandung cirri-ciri terpeutik seperti pengungkapan pikiran, dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan dirim mengenai seluruh perasan mendam yang dialami, saling percaya, saling perhatian, dan salin pengertian, dan saling mendukung. Ciri-ciri terapeutik adalah hal-hal yang melekat pada interkasi antarpribadi dalam kelompok dan membantu untuk memahami diri dengan lebih baik dan menemukan penyelesaian atas berbagai kesulitan yang dihadapi. Menurt Erle M Ohlsen dalam bukunya Grou Counseling (1977), interaksi dalam kelompok konseling mengandung banyak unsur terapeutik, yang paling efektif apabila seluruh anggota kelompok:
    1. Memadang kelompoknya sebagai kelompok yang menarik,
    2. Merasa diterima oleh kelompoknya
    3. Menyadari apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang mereka harapkan dari orang lain
    4. Merasa sungguh sungguh terlibat
    5. Merasa aman sehingga mudah membuka diri
    6. Menerima tanggungjawab terhadap peranan dalam kelompok
    7. Bersedia membuka diri, merubah diri, dan membantu orang lain untuk berbuat yang sama
    8. Menghayati partsipasi sebagai bermakna baginya
    9. Berkomunikasi sesuai dengan isi hati dan berusaha memahami isi hati orang lain
    10. Bersedia menerima umpan balik dari orang lain
    11. Mau berubah dan
    12. Bersedia menaati norma prakitis
    Saya akan mencoba menggali pemikiran mereka akan 12 hal diatas, sehinggga tercapainya kelompok yang efektif.

    Saya akan merancang dan mengelola serangkaian kegiatan yang memberikan pengalaman kepada mahasiswa berinteraksi satu sama lain dalam lingkup suatu kelompok. Tujuannya adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan social masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerjasama dalam kelompok guna mencapai berbagai tujuan yang bermakna bagi setiap anggota kelompok. Dalam hal ini saya akan memanfaatkan proses kelompok (group proses), yaitu interaksi dan komunikasi yang berlangsung antar anggota peserta kelompok yang bekerjasama untuk memenuhi suatu kebutuhan yang dihayati bersama, untuk memecahkan suatu problem yang dihadapi bersama melalui pertukaran pikiran dalam diskusi, atau untuk merencanakan suatu aksi yang akan dilakukan bersama. Kelompok yang akan saya beri konseling merupakan kelompok fungsional (fungsional group) yaitu suatu satuan/ unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berineraksi, berkomuniaksi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul, saling tergantung dalam proses bekerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan itu, karena tujuan bersama yang ingin dicapai kelompok menyangkut sesuatu yang tidak berhubungan langsung dengan kehidupan batin anggota kelompok, kelompok ini disebut kelopk tugas (task group).

    ReplyDelete
  9. Saya akan menganalisis aktivitas kelompok, hal ini dapat dibedakan antara dimensi isi (konten) dan dimensi proses (process). Dimensi isi menunjuk pada apa yang menjadi fokus kelompok, berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, antara lain apa yang dikerjakan, apa yang didiskusikan, dan apa yang dibahas.

    Dimensi proses menunjuk pada bagaimana caranya isi ditangani.; yaitu dengan cara yang bagaimana kelompok bekerja, dengan cara bagaimana kelompok mengatur jalannya diskusi, dengan cara bagaimana kelompok menyelesaikan problem yang dihadapi dan mencari penyeslesain bersama, dengan cara bagaimana kelompok menjaga dan membina kebersamaan dalam kelompok sehingga semua anggota kelompok merasa terlibat.

    Saya akan memperhatikan komponen komponen dasar dalam proses suatu kelpomok, anatar lain, struktur organisasi dan tujuan dibentuknya kelompok, interkasi dan komunikasi antar anggota kelompok, keterpaduan dan kebersamaan sebagai satuan yang samapai pada sasaran, dan kepemimpinan.

    Semua kelompok harus memiliki kesepakatan tentang tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Karena kejelasan tentang suatu tujuan adalah penting. Ketidakjelasan, keraguan, dan konflik tentang sasaran yang akan dicapai bersama mempengaruhi dimensi isi dan dimensi proses.

    Sejumlah orang yang bergabung dalam suatu kelompok akan berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain melalui kata-kata, dan beraneka tindakan mereka. Kalau komunikasi dan interaksi itu kurang memuaskan, proses komunikasi kelompok akan terhambat. Terlebih lagi dalam suatu kelompok diskusi yang selama waktu yang cukup lama harus berkomunikasi dengan saling bertukar pikiran, kemampuan untuk mengirimkan pesan kepada orang lain dan meminta pesan dari orang lain akan sangat mempenaruhi kelancaran proses diskusi. Salah satu tangggung jawab dari pimpinan dalam kelompok diskusi ialah bderusaha supaya pikiran dan perasaan yang terungkuap dirumuskan sejelas mungkin dan ditngakap secara tepat.

    Komponen dasar yang ketiga adalah keterpaduan dan kebersamaan sebagai satuan keompok yang saling terikat (cohesion) hal ini mendorong seluruh anggota untuk tinggal di dalam kelompok dan tetap melibatkan diri dalam kegiatan kelompok untuk mencapai sasaran yang ditetapkan bersama. Unsur unsur keterikatan itu adalah suasana bekerjasama yang kooperatif, keingin masing-masing anggota untuk bertahan dalam kelompok, rasa puas akan keanggotaan dalam kelompok, rasa tertarim satu sama lain, kadar penerimaan, kepercayaan, dan dukungan yang diberikan dan diterima satu sama lain, dan aneka norma yang berlaku dalam kelompok. berbagai indikasi yang menandakan taraf keterikatan yang baik adalah antara lain; kehadiran seluruh anggota bila berkumpul, datang tepat pada waktunya, dan tidak meniggalkan tempat pertemuan lebih dahulu, ungkapan-ungkapan saling percaya dan saling memberi dukungan, saling menerima cirri/sifat khas kepribadian masing-masing anggota, suasana kegembiraan selam pertemuan kelompok.

    Komponen dasar yang keempat adalah gerak maju atau lagkah-langkah yang ditempuh untuk sampai pada sasaran. Kalau kegiatan kelompok dilihat sebagai kegiatan memecahkan suatu problem (problem solving activity), maka urutan lagkah yang diikuti dalam memecahkan problem sangat berpengaruh.

    Komponen dasar yang kelima adalah kepemimpinan (leadership). Dalam kelomok, seluruh anggota saling tergantung dan saling mempengaruhi untuk mencaapi tujuan dibentuknya kelompok. Kepemimpinan berkaitan dengan pengaruh mempengaruhi hal tersebut., jika seorang anggota mmempengaruhi yang lain sehingga proses dalam kelompok berjalan lebih lancar, orang itu dapat dikatakan telah menunjukkan kepeminpinannya.

    Analisis saya tersebut akan saya aplikasikan dalam bentuk diskusi kecil yang mana dapat digali dengan pertanyaan pertanyaan. Dan saya akan menggunakan konsleling dengan pendekatan client centered counseling, yangmana kelak kelompok akan menemukan masalah yang dihadapinya dan setelah dilakukan proses koseling mampu mendapatkan solusi akan masalah, yangmana solusi tersebut datang dari pemikiran kelompok.

    ReplyDelete
  10. Selain konseling saya, kelompok tersebut akan saya jadikan kelompok T (training group/ dalam kelompok iini difokuskan pada proses kelompok itu sendiri dan mencakup studi tentang dinamikan kelompok melalui pengalaman konkret dalam interaksi satu sama lain dalam kelompok.

    Dan satu hal lagi yang aka saya lakukan adalah menyuruh kelompok untuk membuat daftar kesalahan dalam kelompok yang telah mereka lakukan, dan akibat yang terjadi dari kesalahan (kelalaian) yang telah mereka perbuat tersebut dan hal positif apa yang terjadi jika mereka tidak melakukan kesalahan seperti yang telah mereka tuliskan dalam daftar sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menyadarkan mereka bahwa penting untuk mencermati kesalahan untuk mendapatkan sesuatu hal yang baik pada akhirnya.


    Winkel, W S & Hastuti, Sri M M. 2010. Bimbingan dan Konseling Di Institusi pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

    ReplyDelete